Tidak banyak orang yang menyadari keberadaan dan urgensi ASEAN, termasuk kita sebagai mahasiswa. Atau mungkin kita tahu, namun belum peduli.
Mungkin kita masih ingat sewaktu Sekolah Dasar dahulu pernah belajar mengenai ASEAN dan sejarahnya, negara mana saja pendirinya, termasuk menghapal nama-nama ibukota dan lagu kebangsaannya. Lalu, apa kabar ASEAN sekarang? Tentu saja ASEAN mempunyai banyak kabar baru, salah satunya adalah pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) yang direncanakan akan dimulai tahun 2015.
Adalah Economics and Business Student (EBS) Summit, agenda dari Biro Hubungan Luar Senat Mahasiswa (SM) FEUI di mana dalam pertemuan tersebut hadir mahasiswa Ekonomi dan Bisnis yang merupakan perwakilan dari Badan Mahasiswa berbagai universitas di negara-negara ASEAN. Tahun ini, pada 2nd EBS Summit yang diselenggarakan Kamis (28/2) s.d. Sabtu (1/3) lalu hadir sekitar 80 mahasiswa yang mewakili universitas dari empat negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Delegasi FEB UGM sendiri berjumlah enam orang yang merupakan perwakilan dari BEM dan HMJ-LK, yaitu Eko Aditya (IE 06), Heirwid (Man 06), Primandanu (Akt IUP 05), Maisya (IE 05), Gregorio (Man IUP 06), dan Darwis (D3 Akt 06). Dengan mengusung tema “Generating the Spirit of ASEAN: One Caring, One Sharing, One Community, One Vision”, pembahasan pada pertemuan tersebut fokus pada kerjasama ekonomi ASEAN dan peran kita sebagai generasi muda menuju intergasi ekonomi ASEAN.
Ada beragam kegiatan dalam rangkaian acara 2nd EBS Summit. Pada hari pertama, setelah acara resmi dibuka oleh Menlu Hasan Wirajuda, diadakan seminar yang bertempat di kampus FEUI. Seminar yang bertemakan “ASEAN Integration: Between Euphoria and Utopia” ini diisi oleh narasumber yang cukup informatif dan kompeten, di antaranya Mendag Mari Elka Pangestu, Ngurah Swajaya (Dirjen Kerjasama ASEAN, Deplu RI), Juan Cassla (perwakilan dari Uni Eropa), dan May Ling Oey Gardiner (Guru Besar FEUI/ ASEAN and Pacific Asia Division, International Labor Organization). Dalam seminar ini terlihat antusiasme dari para peserta dengan banyaknya penanya pada setiap sesi diskusi.
Jika di hari pertama para delegasi lebih banyak mendengarkan materi, di hari ke dua delegasi dituntut untuk dapat aktif mengeluakan ide-ide dan opininya dalam kegiatan Focused Group Discussion (FGD) dan Forum Establishment. Sebelum para delegasi melakukan diskusi di tiap kelompoknya, para pemenang EBS Summit Paper Competition 2008 yang terdiri dari juara satu sampai tiga, Shellen Halim (Binus Internasional), Ling Yihong (National University of Singapore), dan Maria Veronica (Universitas Diponegoro), mempresentasikan isi paper masing-masing.
Salah satu agenda penting dalam 2nd EBS Summit adalah kesepakatan untuk membentuk jaringan Badan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis se-ASEAN dalam Southeast Asian Economics and Business Student Network (SEACON). Akan dibentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) pada tahun 2015 menjadi dasar terciptanya integrasi dan kerjasama antar negara-negara di ASEAN, terutama dalam bidang ekonomi, sehingga dimulai dari sekarang perlu dibangun awareness dari generasi muda yang akan menjadi pemimpin masa depan.
“Manfaat dari integrasi ekonomi dan perdagangan bebas antar negara ASEAN diantaranya adalah penurunan tarif perdagangan barang dan jasa serta free labor movement, sehingga diharapkan adanya win-win solution antar negara yang melakukan perdagangan,” ujar Ainfuk, delegasi Universiti Sains Malaysia (USM). Dengan terbentuknya SEACON muncul pula berbagai harapan bagi kemajuan ekonomi ASEAN dan peran generasi muda dalam mendukungnya. “SEACON merupakan langkah awal yang efektif karena kita bertemu perwakilan dari negara-negara ASEAN. Semoga kegiatannya dapat berkelanjutan dan ada isu-isu khusus yang dibahas, juga disertai aksi riil dalam mendukung integrasi ekonomi ASEAN,” harap Heirwid, delegasi FEB UGM.
Setelah SEACON terbentuk, para delegasi menyepakati bahwa EBS Summit menjadi kegiatan tahunan SEACON dan bukan menjadi kegiatan SM FEUI. Nama EBS Summit sendiri tidak diubah dengan maksud memberi apresiasi kepada teman-teman dari FEUI sebagai pionir pertemuan mahasiswa-mahasiwa ASEAN ini. Mengingat kegiatan 2nd EBS Summit yang cukup besar dan melibatkan delegasi dari beberapa negara ASEAN, tentunya persiapannya tidak mudah dan membutuhkan kerja keras dari segenap panitia. “Kami mulai kerja dari November tahun lalu,” ujar Happy, salah satu panitia 2nd EBS Summit. Untuk tahun depan, Universiti Malaya, Malaysia, telah bersedia menjadi tuan rumah kegiatan ini. Diharapkan di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi universitas dari sepuluh negara anggota ASEAN yang tergabung dalam SEACON dan akan tercipta proses brainstorming yang lebih efektif dan representatif.
Pada hari terakhir kegiatan, Wakil Gubernur DKI Jakarta mengadakan jamuan makan malam bagi para delegasi dan panitia di Balai Kota Jakarta. Makan malam ini juga sekaligus menjadi acara perpisahan. Irama musik Betawi malam itu menyatukan manusia-manusia dengan latar belakang berbeda. Namun semoga segala perbedaan yang ada tak menjadi penghalang terciptanya rasa persaudaraan negara-negara ASEAN. Kini dan esok.
Jumat, 25 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Peran Pemuda dalam Bidang Komersial”
Posting Komentar