kegiatan pemuda

Jumat, 25 Juni 2010

Masalah Akhlak Remaja

Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik). Gejala ini merupakan penyimpangan jauh dari budaya luhur turun temurun serta merta telah memunculkan berbagai bentuk Kriminalitas, Sadisme, Krisis moral secara meluas.

Dunia pendidikan akhir-akhir ini digoncangkan oleh fenomena kurang menggembirakan terlihat dari banyaknya terjadi tawuran pelajar, pergaulan a-susila dikalangan pelajar dan mahasiswa, kecabulan pornografi tak terbendung, sebahagian cendekiawan berminat tinggi terhadap kehidupan non-science asyik mencari kekuatan gaib belajar sihir, mencari jawaban dari paranormal menguasai kekuatan jin, bertapa ketempat angker menyelami black-magic dan mempercayai mistik. Diperparah oleh limbah budaya barat berbentuk sensate-culture yang selalu bertalian dengan hedonistik dengan orientasi hiburan selera rendah 3-S tourisme sun-see-sex dan gaya hidup konsumeristis, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas sex ittiba’ syahawat (runtutan hobi nafsu syahawat), individualistik kebebasan salah arah lepas dari kawalan agama dan adat luhur dengan tampilan permissivesness dan anarkis.



Budaya sensate memuja nilai rasa panca indera, menonjolkan keindahan sebatas yang di lihat (tonton), di dengar, dirasa, di sentuh, dicicipi, dengan tumpuan kepada sensual, erotik, seronok, kadang-kadang ganas, mengutamakan kesenangan badani (jasmani). Orientasinya hiburan melulu, terlepas dari kawalan agama, adat luhur, moral akhlak, ilmu dan filsafat, dan tercerabut dari budaya dan nilai-nilai normatif lainnya. Seni dibungkus selimut art for art’s sake, sensual, eksotik, erotik, horor, ganas, yang lazimnya melahirkan klub malam, night club, kasino dan panti pijat. Budaya sensate ini dipertajam dampaknya dalam kehidupan remaja oleh budaya popular kekota (urban popular culture) yang hedonistik (mulai berkembang 1960), dan berkembang lagi US culture imperialisme (uncle Sam Culture) dan the globalization of lifestyle gaya hidup global, world wide sing (Madonna, Michael Jakson, dll) sejak tahun 1990 di saat memasuki era globalisasi.



Prilaku sedemikian banyak melahirkan split personalities, pribadi yang terbelah “too much science too little faith”, lebih banyak ilmu dengan tipisnya kepercayaan keyakinan agama, berkembangnya paham nihilisme budaya senang lenang (culture contenment).



Kalangan remaja dijangkiti kebiasaan bolos sekolah, minuman keras, kecanduan ectasy (XTC), budak kokain dan morfin, kesukaan judi dalam urban popular culture, musro, world-wide sing, dan sejenisnya. Para remaja cenderung bergerak menjadi generasi buih terhempas dipantai menjadi dzurriyatan dhi’afan suatu generasi yang bergerak menjadi “X-G” the loses generation dan tidak berani ikut serta didalam perlombaan ombak gelombang samudera globalisasi. Pada hakekatnya semua prilaku a-moral tersebut lahir karena lepas kendali dari nilai-nilai agama dan menyimpang jauh terbawa arus deras keluar dari alur budaya luhur bangsa. Kondisi seperti itu telah memberikan penilaian buruk terhadap dunia pendidikan pada umumnya.



Remaja akan menjadi aktor utama dalam pentas kesejagatan (millenium ketiga), karena itu generasi muda (remaja) harus dibina dengan budaya yang kuat berintikan nilai-nilai dinamik yang relevan dengan realiti kemajuan di era globalisasi. Budaya adalah wahana kebangkitan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kekuatan budayanya. Keutuhan budaya bertumpu kepada individu dan himpunan institusi masyarakat yang memiliki kapasitas berkemampuan dalam mempersatukan seluruh potensi yang ada. Perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan remaja sebagai generasi penerus dan pewaris dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan survival kehidupan kedepan. Kecemasan atas penyimpangan prilaku kemunduran moral dan akhlak, kehilangan kendali para remaja, sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak. Ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya remaja. Saya tidak senang menggeneralisasi kenakalan remaja terjerumus kedalam lembah dekadensi moral dan kenakalan remaja. Analisa realitas objektif menunjukkan bahwa tidak seluruhnya remaja rusak. Dengan berpikiran positif tidak pula harus ditunggu setelah semua remaja terpuruk kedalam lumpur a-moral barulah upaya perbaikannya dilaksanakan dengan intensif.



Kenakalan remaja lebih banyak disebabkan rusaknya sistim, pola dan politik pendidikan. Kerusakan diperparah oleh hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan orang tua, luputnya tanggung jawab institusi lingkungan masyarakat, impotensi dikalangan pemangku adat, hilangnya wibawa ulama, bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis, dan profesi guru dilecehkan.



Pergeseran budaya dengan mengabaikan nilai-nilai agama atau pengamatan nilai-nilai tidak komprehensif dan sistematik, melahirkan tatanan hidup masyarakat pengidap penyakit sosial kronis dengan kegemaran berkorupsi. Aqidah umat memang sudah bertauhid namun akhlaknya tidak mencerminkan akhlak Islami, ekonominya bersistim Yahudi, muamalahnya tidak sesuai dengan muamalah yang diajarkan Islam, politiknya Machiavellis, budayanya hedonistik, materialistik dan sekularistik. Mengatasi penyakit kronis umat perlu gerakan jihad.

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. Ikutilah millah (agama) orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslimin dari dahulu (yakni sudah tertera didalam kitab-kitab suci yang telah diwahyukan sebelumnya), dan begitu juga di dalam Al Quran ini; supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas sumua manusia. Maka dirikanlah shalat, bayarkanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada tali Allah (artinya tetaplah menjalankan perintah-perintah Allah). Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.



Generasi muda Islam mesti tampil dengan citra ibadah yang kokoh, serta teguh (istiqamah) di dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. Proses pembinaan umat dengan mengukuhkan kecintaan kepada negeri, memperkaya potensi percaya diri dan menjauhkan isolasi diri, dan memupuk kemandirian sesuai bimbingan agama, amar makruf nahi munkar.



Generasi kedepan wajib digiring menjadi taat hukum dimulai dari lembaga keluarga dan rumah tangga dengan memperkokoh peran orang tua, ibu bapak ninik mamak dan unsur masyarakat secara efektif dalam menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur dan aqidah shahih kepada generasi pelanjut bertumpu kepada cita rasa patah tumbuh hilang berganti. Apabila sains dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama, konsekwensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.



Menanamkan kesadaran tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban asasi individu secara amanah, penyayang dan adil dalam memelihara hubungan harmonis dengan alam, memperkaya warisan budaya dengan setia mengikuti dan mempertahankan, istiqamah pada agama yang dianaut, teguh politik, kukuh ekonomi, melazimkan musyawarah dengan disiplin dan bijak memilih prioritas pada yang hak sebagai nilai puncak budaya Islam yang benar. Sesuatu akan selalu indah selama benar. Ketahanan umat bangsa terletak pada kekuatan ruhaniyah keyakinan agama dengan iman taqwa dan siasah kebudayaan. Bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan membukakan (melimpahkan) kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan dari bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS.7,al-A’raf:96).



Dapat dipahami bahwa kekuatan hubungan ruhaniyah spiritual emosional dengan iman dan taqwa memberikan ketahanan bagi umat dan hubungan ruhaniyah ini akan lebih lama bertahan daripada hubungan struktural fungsional. Hakikatnya generasi yang menjaga destiny, individu yang berakhlak berpegang pada nilai-nilai mulia iman dan taqwa yang dipadukan dengan kerja sama berdisiplin gigih serta memiliki vitalitas tinggi, berjiwa inovatif dengan motivasi yang bergantung kepada Allah akan tampil menjadi penyelesai masalah. Generasi yang patuh kepada Allah dan taat beragama akan berkembang secara pasti menjadi agen perubahan sanggup menghadapi realita baru di era kesejagatan.



Lembaga pendidikan sebagai mesin sosial bertujuan menggerakkan segala dimensi kehidupan kemanusian disegala sektor, sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, politik dan agama, Seluruh sektor mestinya berkembang saling terkait harmonis serasi dalam menghasilkan suatu bentuk masyarakat idaman (kahira ummatin) melalui penjelmaan nilai-nilai bukan pendangkalan. Bila terjadi inequilibrium kelahirannya adalah krisis-krisis,



a) krisis nilai, menyangkut etika individu dan sosial berubah drastik dalam sikap menilai baik buruk, yang padamulanya dalam pandangan luhur dilihat sebagai buruk dan dijauhi bergeser kencang kearah tidak acuh dan bahkan lebih parah mentolerir.

b) krisis konsep pergeseran pandang (view) cara hidup ukuran nilai jadi kabur, sekolahan yang merupakan cerminan idealitas masyarakat tidak bisa bertahan.

c) krisis kridebilitas dengan erosi kepercayaan terpampan di pergaulan orang tua, guru dan muballig pada mimbar-mimbar kehidupan mengalami kegoncangan wibawa.

d) krisis beban institusi pendidikan terlalu besar dengan tuntutan memikul tanggung jawab moral sosial kultural dikekang oleh sisitim dan aturan birokrasi berbelit membelenggu dinamika institusi pada akhirnya tidak mampu (impoten) memikul beban tanggung jawab.

e) krisis relevansi program pendidikan yang mendukung kepentingan elitis non-populis, tidak demokratis, tidak berorientasi kearah kepentingan mempertahankan prestasi eksistensi kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat namun beralih kepada orientasi prestise keijazahan.

f) membesarnya kesenjangan miskin kaya sehingga kesempatan mendapatkan pendidikan tidak merata dan kemudian yang terjadi adalah kurangnya idealisme (citra remaja) tentang peran dimasa datang. Generasi yang mampu mencipta menjadi syarat utama keunggulan.



Lembaga-lembaga (institusi) di tuntut adil, demokratis, persamaan dan usaha ilmiah sistematis yang mampu merumuskan epistemologi dan aksiologi dengan memberikan penekanan kepada

1) Rumusan ulang kiblat (arah), acuan orientasi pengembangan pendidikan agama. Fenomena dimasa Orde Baru pengembangan pendidikan terlihat arahnya ke barat, kebebasan, dan akibat terasa mengikis karakteristik asli pendidikan agama yaitu akhlak.

2) Revitalisasi pendidikan agama, diajarkan oleh seluruh komponen masyarakat, muatan pendididkan agama terlihat pada seluruh mata pelajaran memaparkan apa adanya dan membimbing kepada yang seharusnya berdasarkan paradigma tauhid membentuk suatu iklim pendidikan agama terasa pada seluruh lembaga sekolah, masyarakat, rumah tangga).

3) Kewajiban perguruan tinggi memikul beban moral intelektual sebagai bangsa berkomunitas muslim terbesar.

4) Buku dasar pegangan mesti memiliki kesamaan visi dan misi mengacu kepada platform yang sama.

5) Tujuan pendidikan yang akan dikembangkan adalah pendidikan akhlak, budi pekerti. Akhlak merupakan jiwa pendidikan, inti ajaran agama dan buah dari keimanan. Maka akhlak karimah (budi pekerti sempurna) adalah tujuan sesungguhnya dari proses pendidikan, dan menjadi wadah diri dalam menerima ilmu-ilmu lainnya. Ilmu yang benar membimbing umat kearah amal karya, kreasi, inovasi, motivasi yang shaleh (baik).



Remaja masa depan (era globalisasi) yang diminta lahir dengan budaya luhur (tamaddun) yang berpaksikan tauhidik, kreatif dan dinamik, memiliki utilitarian ilmu berasaskan epistemologi Islam yang jelas, tasawwur (world view) yang integratik dan ummatik sifatnya (bermanfaat untuk semua, terbuka dan transparan).

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.



Pendidikan moral generasi berpaksikan tauhid, akhlak, penghormatan terhadap orang tua, mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf perbedaan, adab percakapan ditengah pergaulan, keteguhan memilih dan mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi munkar, yang akan menjadi kekuatan moral. Kuatnya iman dan teraturnya ibadah generasi muda menjadi awal langkah menuju ketahanan bangsa.





“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS.31, Lukman:13-17)



Langkah-langkah kedepan;

a. pembinaan human capital melalui keluasan ruang gerak mendapatkan pendidikan,

b. pembinaan generasi muda yang akan mewarisi pimpinan berkualiti, memiliki jati diri, padu dan lasak, integreted inovatif.

c. Mengasaskan agama dan akhlak mulia sebagai dasar pembinaan generasi muda.

d. Langkah drastik mencetak ilmuan Muslim yang benar-benar beriman taqwa.

e. Pembinaan minda wawasan generasi muda kedepan yang bersatu dengan akidah, budaya dan bahasa bangsa.

f. Secara sungguh-sungguh mewujudkan masyarakat madani yang berteras kepada prinsip keadilan (equity) sosial yang terang.



Umat yang akan dibentuk adalah umat yang mempunyai keseimbangan yaitu umatan wasathan.

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.(QS.2:143).



Umat seimbang yang mampu menjadi wasit yang berada pada posisi tengah, adil dan moderat. Washatiyat (moderasi) mengundang umat Islam berinteraksi, berdialog dan terbuka dengan semua pihak (agama, aliran, budaya, peradaban) atas dasar syuhada’-a ‘ala an-naas, menjadi patron yang diteladani oleh seluruh umat manusia sehingga langsung bisa berperan dalam proses globalisasi.


”Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, (yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab (konsep) yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang telah diturunkan Allah dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu (hedonisme) mereka dengan meninggalkan kebenaran (al haq) yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami telah berikan (turunkan) aturan-aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu di jadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan”. (QS.5:48).



Millenium Baru (diawali abad keduapuluh satu) ditandai serba cepat, modern dengan persaingan kompetitif dan komunikasi serba efektif, dunia tak ada jarak seakan global village, akan banyak ditemui limbah budaya kebaratan westernisasi, harus diyakini bahwa kehadirannya tak bisa di cegah. Umat mesti mengantisipasi dengan penyesuaian agar tidak menjadi kalah. Memantapkan watak terbuka, integrasi moral yang kuat dengan perhatian besar terhadap masalah sosial umatisasi, responsif dan kritis terhadap perkembangan zaman, memacu penguasaan ilmu pengetahuan dengan pendalaman ajaran agama tafaqquh fid-diin berpijak pada nilai-nilai ajaran Islam yang universal, tafaqquh fin-naas kaya dimensi dalam pergaulan mencercahkan rahmatan lil ‘alamin menampilkan kecerahan bagi seluruh alam. Hendaknya generasi kedepan tidak menjadi generasi umat yahudi masa lalu yang selalu mengangap ajaran Rasul itu salah bahkan memperolok-olokkan agama.


Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Demikianlah, Kami memasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir), mereka tidak beriman kepadanya (Al Qur’an) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu. (QS.al Hijr: 11-13)


Model yang dikembangkan pemurnian wawasan fikir, kekuatan zikir, ketajaman visi, perubahan melalui ishlah dengan mengembangkan keteladanan uswah hasanah, sabar benar kasih sayang melalui pengamalan warisan spiritual religi. Proses pembangunan SDM-SDU yang mesti ditempuh,


a. Tahap kesadaran tinggi (to create the high level awareness), kesadaran tentang perlunya perubahan dan dinamik yang futuristik. Langkahnya perlu dengan penggarapan secara sistematik dan pendekatan proaktif mendorong terbangunnya proses pengupayaan (the process of empowerment).


b. Tahap perencanaan dengan rangka kerja yang terarah, terencana mewujudkan keseimbangan dan minat (motivasi) dan gita kepada iptek, keterampilan dan pemantapan siyasah. Aspek pendidikan dan latihan adalah faktor utama dalam pengupayaan. Konsep-konsep visi, misi, selalu terbentur dalam pencapaian oleh karena lemahnya metodologi dalam operasional pencapaiannya. Perkembangan cyber space, internet, informasi elektronik dan digital, walaupun kenyataannya sering terlepas dari sistim nilai dan budaya sangat cepat terkesan oleh generasi muda yang cenderung cepat dipengaruhi oleh elemen-elemen baru yang merangsang.


c. Tahap aktualisasi secara sistematis (the level of actualization). Bila pendidikan ingin dijadikan modus operandus disamping kurikulum ilmu terpadu dan holistik, sangat perlu pembentukan kualita pendidik (murabbi) yang sedari awal mendapatkan pembinaan. Pendekatan integratif dengan mempertimbangkan seluruh aspek metodologis berasas kokoh tamaddun yang holistik dan bukan utopis.


d. Menguatkan solidaritas persaudaraan beralaskan pijakan iman dan adat istiadat luhur meng-interpretasi-kan “nan kuriak kundi nan sirah sago, nan baik budi nan indah baso” dalam upaya intensif menjauhi kehidupan materialistis sebagai di sebutkan dalam pantun “dahulu rabab nan batangkai kini langgundi nan babungo, dahulu adat nan bapakai kini pitih nan paguno”.


e. Memperkuat kesepahaman dalam memelihara hubungan-hubungan spiritual (aqidah, keyakinan agama) dan emosional (adat, tamaddun, istiadat luhur) dibingkai ukhuwah kokoh akan menghasilkan energi ruhanik selama tidak dicabik-cabik pergeseran beralihnya kedamaian kepada benci.



”Wahai orang yang beriman, janganlah satu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang di olok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanita yang lainnya karena boleh jadi wanita yang di perolok-olokkan itu lebih baik dari wanita yang mengolok-olok dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah fasiq sesudah iman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang yang zalim”.


”Wahai orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka (prejudice), sesungguhnya sebahagian purbasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan pula sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainnya. Sukakah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.. (QS.49:11-13).



Upaya ini memerlukan keserasian pergaulan bijak memilih ungkapan baik, tepat dalam mengkounter idea informasi, yang teramat penting bersatunya hati dan hati dengan keimanan dan taqwa.

”Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka (dengan iman dan taqwa). Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(QS.8:63)



Keberagamaan seseorang atau kelompok masyarakat semestinya terus menerus meningkat dari formalitas verbalitas kearah substansi esensi yang menyingkap nilai-nilai untuk kemudian di transformasikan dalam kehidupan sosial dalam kerangka amar makruf nahi munkar. Didalam al-Quran salah satu peran dakwah adalah untuk menghidupkan umat secara sistematik.


” Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”



Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.al Anfal : 27-28).



Mengkhianati perintah Allah dan Rasul sangat berbahaya. Tugas dakwah adalah memberi dorongan kepada umat dalam melaksanakan tugas-tugas individu dan masyarakat agar umat selalu berada pada garis aqidah, ibadah, akhlak, muamalah secara konsisten. Pudarnya energi ruhanik berupa lemahnya iman taqwa berakibat hilang kekuatan bangsa walaupun secara historik berpenduduk kuat aman tenteram dan kesejahteraan rezeki dari berbagai penjuru, hanya karena kufur nikmat akan dipasangkan kepada mereka libaas al-ju’i pakaian lapar dan al khauf ketakutan dan krisis keamanan tersebab kelalaian yang disengaja.



Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS.16, an-Nahl:112-113).
Read more!

Perjuangan Salah Satu Tokoh Muda pada Masa Penjajahan...

Sejarah Perjuangan Raden Mas Said .

"Peranan dan Politik VOC"

Agar supaya kita dapat mengerti dan memberi nilai yang sewajarnya kepada perjuangan Pangeran Sambernyawa, sebaiknya kita mengerti terlebih dahulu sistem politik VOC ( Verenigde Oost Indische Compagnie ) ialah Perserikatan Dagang Bangsa Belanda yang beroperasi di Indonesia dalam abad ke 17 Masehi, sampai akhir abad ke 18.Bangsa Indonesia menyebut VOC itu dengan nama Kompeni Belanda atau “ Kompeni “ saja.


Adapun sistem politik Kompeni di Indonesia ( Jawa ) dapat dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu : Memperkenalkan diri, menghormat dan menghaturkan benda-benda berharga sebagai tanda hormat dan terima kasih kepada yang memegang kekuasaan : Jaman Sunan Amangkurat I di Mataram th. 1645 – 1677 Masehi.
Mencampuri urusan dalam negeri : jaman pemberontakan Trunojoyo th. 1676 – 1681 Masehi.
Mempraktekkan politik “ Memecah belah “ dan memperoleh monopoli perdagangan : Jaman Sunan Amangkurat II th. 1681 – 1703 Masehi.
Menguasi tanah Jawa sedikit demi sedikit : mulai wafatnya Sunan Amangkurat I sampai rebutan Keraton yang pertama ( th. 1704 – 1708 M ) dan perang rebutan Keraton yang kedua ( th. 1719 – 1723 M )
Menguasi tanah Jawa hampir penuh : Jaman Sunan Pakubuwono II samapi masa pembagian Kerajaan Mataram menjadi dua, th. 1755 dan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran th. 1757 M.

Dalam tingkatan yang kelima tsb, maka semua kerajaan Nasional di Jawa sudah runtuh, daerah-daerahnya menjadi milik kompeni Belanda, dan raja-rajanya menjadi raja-raja peminjam atau Vazal-vazal kompeni Belanda belaka.
Dalam tingkatan kelima itu pula bertahtalah seorang raja setengah Vazal di kerajaan Mataram yang beribu kota Kartasura. Raja ini adalah pilihan kompeni Belanda atas dasar sifat-sifat lemahnya sang raja, yaitu Susuhunan Pakubuwono II bertahta pada th. 1727 – 1749 masehi.

Dalam pemerintahan Susuhunan Pakubuwono II ini muncullah 2 tokoh nasional yang gagah berani, kuat dan ulet lahir batinnya, mampu menggerakkan seluruh tanah Jawa dan Banten sampai Madura dan membuat pusing kepala kompeni Belanda selma 10 tahun, terus menerus , dua orang tokoh itu ialah :
Pangeran Mangkubumi, Putera Sinuwun Amangkurat IV di Kartasura, yang akhirnya menjadi Sultan Hamengkubuwono I di Yogyakarta.
Pengeran Mangkunegara, Sambernyawa, cucu Sinuwun Amangkurat IV di Kartasura.
Nasib buruk dimasa kecil Pangeran Sambernyawa
Pangeran Sambernyawa itu nama kecilnya R.M Sahid, putera Pangeran Mangkunegara Kendang. Ibunya bernama R. Ay. Wulan, puteri Pangeran Blitar.

Pangeran Mangkunegara Kendang itu putera Sinuwun Amangkurat IV di Kartasura yang sulung. Belio ini saudara sepupu R.Ay. wulan, Belio dilahirkan dari seorang garwa-selir Amangkurat IV bernama R. Ay. Sumanarsa atau R. Ay Kulo yang disebut R. Ay, Sepuh, berasal dari desa Keblokan, tanah lor ( Wanagiri ). Di dalam lingkungan Keraton Kartasura belio disebut Pangeran Mangkunagara Kendang, oleh karena belio dikendangkan yaitu diasingkan atau dibuang ke Kaapstad, Afrika Selatan, sampai wafatnya, kemudian jenazahnya dimakamkan di Astana Imagiri, Yogyakarta.
R.M Sahid lahir pada tanggal, 7 April 1726 di Kartasura. Nama Sahid itu pemberian dari neneknda Amangkurat IV, beberapa waktu sebelum wafat. Maksud pemberian nama Sahid itu ialah bahwa Sri Sunan masih menyaksikan lahirnyacucunda yang terakhir dalam masa hidupnya.

Dimasa kecilnya R. Sahid mengalami penderitaan hidup yang sangat berat. Ketika berusia 3 tahun, belio kehilangnya ibunya, karena pulang kerahmatullah. Tahun berikutnya belio ditinggalkan oleh ayahnya, karena sang ayah atas perintah Pakubuwuno II di Kartasura disingkirkan dari ibu kota kerajaan Mataram ke Betawi, dan 3 tahun kemudian “ Dikendangkan “ ke Kaaspstad seumur hidup. R.M Sahid dan beberapa adinya dibawa ke Keraton sebagai anak piatu, dan mendapat pendidikan, perlakuan dan pengalaman yang akibatnya menyudutkan belio kepada : prihatin dan sakit hati.

Setelah beliau mencapai usia remaja, diangkat sebagai pegawai keraton dengan pangkat Mantri Gandek Anom dengan sebutan dan nama R.M Suryakusuma dan diberi “ Gaduhan “ ( hak pakai ) sawah di Ngawen seluasa 50 jung ( =200 bahu ). Dua orang adiknya bernama R.M Ambiya dan R.M Sabar juga diangkat menjadi Mantri Gandek Anom berturut-turut dengan gelar dan nama : R.M Martakusuma dan R.M Wiryakusuma, masing-masing diberi gaduhan tanah seluas 100 bahu.

"Mulai berjuang"

Dengan meningkatnya usia dan kesadarannya, maka R.M suryakusuma ( Sahid ) merasakan nasibnya yang buruk menjadi berat. Perlakuan tidak adil dan sewenang-wenang yang dikenakan kepada ayahnya ( almarhum Pangeran Mangkunagara Kendang ) menggigit jantung pemuda R.M Suryakusuma. Akhirnya belio mengambil keputusan : mau berontak, menentang pemerintahan Pakubuwono II, untuk merebut bagian dari kerajaan Mataram bagi diri pribadi. Beliau mengambil dua orang pembantu utama yang merupakan bahu kiri dan kanannya, ialah : Wiradiwangsa, pamannya sendiri berassal dari Laroh. Sutawijaya, anak almarhum Tumenggung Wirasuta yang tidak dapat mengganti kedudukan ayahnya, tetapi menerima banyak uang dan harta benda peninggalan ayahnya.
Pemuda-pemuda Kartasura yang menggabungkan diri pada gerakan R.M Sahid, mula-mula ada 18 orang. Atas nasehat ki Wiradiwangsa, maka R.M Sahid beserta pembantu-pembantunya dan pemudapemuda pengikutnya berpindah ke Tanah Laroh, yaitu asal leluhur R.M sahid dari pihak neneknya bernama R. Ayu Sumanarsa. Disini belio mendapat simpati dari pihak rakyat sehingga dalam waktu yang tidak lama belio mempunyai pengikut banyak sekali. Segera diadakan peraturan secara organisasi perjuangan yang bai dan praktis, demikian : R.M Sahid menjadi pemimpin utama, Ki Wiradiwangsa diangkat menjadi pepatihnya, diberi gelar dan nama Kyai Ngabehi Kudanawarsa dan R.M Sutawijaya menjadi pemimpin pasukan tempur, diberi gelar dan nama Kyai Ngabehi Rangga Panambangan.

Pemuda-pemuda berasal dari Kartasura yang semula 18 orang banyaknya, kemudian bertambah menjadi 24 orang, merupakan barisan inti, disebut “ Punggawa “. Namanya digantisemua menjadi nama dengan permulaan : “ Jaya “ misalnya Jaya Panantang, Jaya Pamenang, Jaya Prawira dsb. “ Jaya “ artiny = sakti atau menang.

Tiap hari diadakan latihan perang, cara menyerang, menangkis dan membela diri. Tiap malam diadakan bermacam-macam latihan rohani misalnya : Menyepi ditempat-tempat yang gawat dan keramat, bertirakat, bertarak brata, mohon kepada Tuhan agar tercapai cita-citanya : ada pula yang merendam diri di sendang atau di dalam lubuk yang angker. Para pengikut R.M Sahid itu semua juga digembleng jiwa dan semangatnya dengan diberi wejangan-wejangan oleh para kyai antara lain oleh kyai Nuriman, modin di Laroh. Dengan demikian para pengikut R.M Sahid dalam waktu beberapa bulan saja sudah merupakan pasukan tempur yang digembleng jiwa raganya, sedang jumlahnya tidak sedikit. Mereka semua bersemangat tinggi, ingin selekas mungkin diajukan ke medan pertempuran. Dan kesempatan yang dinanti-natikan mereka itu segera datang juga, ialah dengan adanya : Geger Pacina.
Geger Pacina

Pada bulan juli 1742 M terjadilah peristiwa “ geger Pacina “ dikaraton Kartasura. Dalam waktu satu malam saja istana Kartasura sudah dapat direbut oleh pasukan Cina-Jawa dibawh pimpinan R.M Garendi, cucu Sunan Amangkurat Mas III yang telah diasingkan oleh kompeni Belanda ke pulai Sailan pada tahun 1708 M. R.M Garendi tersebut oleh para pengikutnya diangkat sebagai raja Mataram yang syah, dengan gelar dan nama Sunan Amangkurat IV.

Sunan Pakubuwono melarikan diri, mengungsi ke Ponorogo. Dari sini beliau minta bantuan kompeni di Jakarta. Bala bantuan segera datang dari Madura dibawah pimpinan P. Cakraningrat IV. Dalam bulan Desember 1742 Sunan Kuning, demikian nama julukan Sunan Amangkurat V, beserta semua pengikutnya diusir dari keraton Kartasura, lalu berpindah ke desa Randulawang, daerah Mataram.
Bergabung dengan Sunan Kuning.

RM. Said dengan seluruh pasukannya bergabung dengan Sunan Kuning untuk mempraktekkan kecakapannya berperang bahkan diangkat menjadi panglima tentara Sunan Kuning bahkan diberi gelar Panglima Prang Wadana (April 1743).">Kala itu usia beliau 17 tahun.>
Pada sat Sunan Kuning dikecar tentara Kompeni dan terpaksa bergeser kedaerah Keduang – Ponorogo – Madiun – Caruban. R.Said mengikuti perjalanan Sunan Kuning lalu berpisah di Caruban kemudian Sunan Kuning bergerak ke Jawa Timur bergabung dengan keturunan Untung Suropati namun tak lama kemudian menyerah pada Kompeni dan berakhirlah geger pacinan tersebut.

Adapun P. Prang Wardana ternyata mempunyai cita-cita lain dari Caruban beliau menuju ke barat menuju daerah Sukowati dimana oleh masyarakat setempat dia diangkat sebagai pimpinan dengan gelar Pangeran Adipati Anom Amangkunegoro Senopati Ing Ngalogo Sudibianing Prang. Lalu bergerak terus ke Panambangan melalui Jati Rata, Mateseh dan Segawe. Namun disini beliau tidak kuat menghadapi serangan pasukan P. Mangkubumi atas perintah Paku Buwono II yang telah bertahta di Kartasura.

Dalam babat giyanti (Pujangga Yasadipura I), ketika RM. Sahid menobatkan diri sebagai raja Jawa dengan gelar Sunan Adiprakosa Senopati Ngayuda Lelana Jayamisesa Prawira Adiningrat, serta duduk disinggasana dan dihadapan bala tentaranya tersambar petir dan terkena dampar tahtanya hingga remuk beliau jatuh pingsan diatas lantai namun tidak wafat hal ini tidak masuk akal jikalau ada seorang duduk diatas kursi lalu disambar petir seharusnya beliau pun ikut hancur. Dalam peristiwa tersebut Kyai Tumenggung Kuda Nawarsa segera menolongnya dan menunjukkan mengapa ini bisa terjadi, yaitu : kesombongan beliau atas pemberian gelar raja Jawa yang sebetulnya belum selayaknya disandang dengan kenyataan inilah dia berganti gelar Pangeran Arya Mangkunegoro (1746).

Kejadian tersebut disusul dengan peristiwa dimana markas besarnya di Panembangan diserbu dan diduduki Kompeni yang dipimpin Mayor Van Hohendorff serta patih Pringgolaya dari Paku Buwono II bahkan begeser ke Ngepringan – Pideksa – Tirtamaya – Keduang - Girimarta – Nggabayan – Druju – Matesih – hingga sampai didesa padepokan Samakaton bahkan waktu di daerah Ngepringan sang pangeran hampir terbunuh bahkan sempat berpisah dari keluarga dan pasukannya mendaki bukit dan turun gunung bersama Kyai Kuda Nawarsa dan Kyai Surawijaya. Di Pedepokan Samakaton tinggal 2 pertapa kakak beradik namanya Ki Ajar Adisana dan Ki Ajar Adirasa. Beliau berguru pada keduanya dan diberi wejangan yang intinya :

Kyai guru tersebut menunjuk kesalahan Pangeran Mangkubumi atas kesombongannya
Kedua beliau mendapat hukuman dai Ilahi
Beliau harus bertobat secara mendalam
Beliau hendaknya mencontoh Panembahan Senopati Ing Ngelogo Mataram dan pada Pamannya Pangeran Mangkubumi.
Beliau diuji menjalankan laku – dan bertapa selam 7 hari-malam tanpa makan dan minum seorang diri di Gunung Mangadeg.

Menurut Babat Giyanti dalam pertapaannya terjadi sesuatu keajaiban yaitu mendapat pusaka secara gaib berupa satu tombak vaandel yang bernama Kyai Buda dan satu kerangka tambur bernama Kyai Slamet yang menunjukkan simbol kejayaan.
Dibagian lain Pujangga Yasadipura I memaknakan fenomena di Samakaton ini dengan mengkiaskan maksud pendidikan moral – mental yaitu :
1. satu Samakaton 2. Adisana 3. Adirasa 4. Mangadeg 5. Vaandel(tombak) 6. Kerangka tambur, artinya adalah :
Samakaton artinya kesemua hal dapat terlihat apabila manusia mau datang menyepi ditempat yang indah, yaitu
Adisana artinya tempat yang indah, apabila manusia berani laku menyepi di tempat yang indah itu akan mendapatkan rasa ynag indah pula yang akhirnya menimbulkan kemurnian dihati nuraninya.

3.Adirasa artinya rasa yang indah.
Dalam hal 1, 2, 3 tersebut diatas kenyataannya apabila manusia sanggup berdiri (mangadeg – mendirikan Imannya) kepada Yang Maha Kuasa seperti tegaknya vaandel tersebut.
Tombak atau Vaandel simbol kejayaan apabila ditambahkan dengan rasa suci, sunyi, kosong, kang Hamengku Hana (ada) yang dinisbatkan dengan :

Kerangka tambur diguning Mangadeg tersebut.

Setelah mendapatkan ilafat baik tersebut beliau menuju ke markas besar pamannya (Pangeran Mangkubumi dai Jekawal – Sragen Utara ) untuk menggabungkan diri dan memohon perlindungan pamannya walaupun dalam perjalannya menemui banyak kesukaran karena ada pengumuman dari kompeni yang apabila dapat menangkapnya hidup atau mati akan mendapat hadiah pangkat dan uang. Dikisahkan dalam pertemuan dengan pamannya tersebut beliau diterima baik oleh pamannya bahkan diberikan bantuan seperangkat senjata dan prajurit untuk kembali kemarkasnya di daerah Gumantar.

Pangeran mangkubumi adalah adik Paku Buwana II yang berlainan ibu yang pada saat itu memenuhi seruan Paku Buwono II untuk membasmi peberontakan RM. Sahid dan Martapura. Untuk sementara Pangeran Mangkubumi berhasil meredam pemberontakan walaupun harus meloloskan RM. Sahid. Hal ini menimbullkan konflik dari dalam dimana PB II yang tadinya menjanjikan tanah Sukowati bagi yang dapat menangkap RM. Sahid akhirnya mengingkari janjinya karena kelicikan Patihnya sendiri yaitu Pringgolaya. Dikarenakan sebab ini Mangkubumi pada 19 Mei 1746 meninggalkan karaton Surakarta dan memberontak yang pada akhirnya mendirikan kerajaan diYogykarta dan menjadi Sultan Hamengku Buwono I.

Demikian riwayat singkat Rm. Sahid yang kemudian dikenal dengan nama Adipati mangkunegoro I atau Pangeran Samber Nyawa beliau memegang tampuk pimpinan Kadipaten Mangkunegaran mulai tahun 1757 sampai wafatnya 1795 jenasahnya dimakamkan di Mangadeg dan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran ini diperingati dengan sangkalan : MULAT SARIRA NGRASA WANI = berarti tahun Jawa 1682, bersamaan dengan tahun Masehi 1757. Nama julukan Pangeran Adipati Mangkunegara I ialah Sambernyawa. Nama yang terakhir ini adalah nama Pedang pusaka Mangkunagaran, yang sangat ampuh dan tajam, tepat sekali untuk menyambar nyawa musuh.
Read more!

Mengatasi Emosi Remaja yang Labil

Kata semua orang, remaja adalah masa paling indah dalam hidup kita. Remaja itu selalu aktif dan tak kenal lelah. Di samping itu remaja sangatlah cerdas. Tapi di balik itu semua kita harus tahu bahwa remaja memiliki emosi yang labil.”

Ini dia trik mengatasinya :
1. Curhat Untuk Memancing Curhat. Bila pertanyaan “ada masalah apa?” dijawab dengan “nggak ada masalah” yang dingin, ceritakanlah sebuah kisah yang sifatnya personal. Namun ingat jangan pernah sekali-kali mengawali kisah Anda dengan kalimat “Saat saya seumuran kamu.” Kalimat itu sama basinya dengan sayuran kemarin sore. Cobalaha kalima tbaru seperti, “Memang saya tidak tahu bagaimana rasanya jadi anak usia 15 tahun di jaman seperti sekarang ini. Tapi sata tahu rasanya jadi orang yang kesepian.

2. Kritiklah Kelakukannya, Bukan Anak Anda. Jangan katakan, “Hanya orang bodoh yang merokok!” namun katakan “Saya marah karena kamu telah mengambil keputusan yang salah.”. Anak Anda akan mengerti dia harus mengendalikan tingkah lakunya, demikian menurut Marc A. Zimmerman, Ph.D, profesor psikologi dari University of Michigan.

3. Carilah kejadian-kejadian yang bisa menjadi pelajaran. Jadikanlah sebuah kejadian sebagai pembuka obrolan. Misalnya saat Anda dan anak perepuan Anda berjalan di supermarket dan melihat tabloit dengan headline ‘Ariel Peterpan Punya Banyak Pacar. Headline seperti ini bisa Anda jadikan sebagai topik pembukaan untuk masuk ke percakapan mengenai seks. Berada di luar rumah juga dapat memudahkan terjadinya pembicaraan-pembicaraan seperti di atas, karena anak sering berpikir bahwa rumah adalah wilayah kekuasaan orang tuanya.

4. Jangan Menghilang. Saat anak remaja Anda berkata “Pergi saja” ini bisa berarti, “Tinggalkan saya sendirian saat ini, namun datanglah beberapa saat lagi.” Tunjukan kepedulian Anda dengan menyelipkan nota kecill di bawah pintunya yang menyatakan bahwa dia sangat berarti bagi diri Anda. “Bila Anda menjauhi Anak Anda di saat seperti ini, Anda tidak akan mengetahui hal-hal apa yang dianggap penting oleh anak Anda.” menurut Nancy Molitor, Ph.D, asisten profesor untuk bidang psikologi klinis di Northwestern University Medical School. Saat Anda dan anak Anda punya waktu untuk duduk bersama dan membahas masalahnya, ingatkan anak Anda bahwa dialah orang nomor satu dalam hidup Anda dengan cara memastikan segala alat komunikasi Anda.

5. Pahami Kamus Bahasanya. Memahami perkataan mereka dan makna sebenarnya merupakan hal yang harus Anda kuasai. seperti: 1) “Saya Baik-Baik Saja” artinya “pertanyaan ayah terlalu sederhana dan tidak berarti, saya tidak punya waktu untuk pertanyaan seperti itu sekarang.”, cobalah tanyakan siapa yang membuatnya kesal. 2) “Jangan Sekarang!” artinya “saya ingin mencari jalan keluar sendiri, jadi saya akan beritahu kapan kita bisa bicara., cobalah cari tahu kapan anak Anda bisa nongkring sambil makan es krim bersama. 3) “Terserah Deh!” artinya “Saya tidak tahu apa yang sedang saya rasakan atau apa yang ingin saya katakan -saya sedang mengulur waktu.”Anak Anda merasa bahwa pertanyaan Anda menggangu. 4) “Saya Benci Ayah!” artinya “Saya sedang marah (bila dia benar-benar membenci Anda, dia tidak akan mengatakannya langsung). Tanyakan mengapa dia marah. 5) “Ayah Payah!” artinya bahwa kata ini merupakan versi lebih kejam dari nomor 4. Cobalah buat rumah Anda bebas dari kata-kata makian dan penuhi peraturan itu.
Read more!

Mewarnai Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda".

"KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA"

Indonesia, 28 Oktober 1928


Baca tulisan diatas dengan suara lantang wahai para pemuda!. !.
Maknai tulisan diatas wahai para pemuda!. !.
Dan tunjukkan baktimu pada negeri ini wahai para pemuda!. !.

82 tahun yang lalu para pemuda Indonesia dengan gagahnya mengucapkan "SUMPAH PEMUDA". Mereka tak kenal takut menentang para menir berhati batu dan bertangan meriam, padahal mereka hanyalah anak ayam yang tak mempunyai paruh dan cakar.

Mereka dapat melakukan itu semua karena para pemuda itu mengikan hal yang sama. "INDONESIA MERDEKA" !.!. Itu kenginan mereka dan keinginan semua bangsa Indonesia yang hidup pada masa penjajahan.

Kini, suara meriam yang begitu menggelegar itu hilang ditelan angin, dan bambu runcing itu berganti menjadi pagar alam. Itu semua takkan terjadi kalau tak ada para pemuda heroik yang mampu beradu taktik dengan para penjajah.

Untuk membuktikan bahwa kita adalah pemuda Indonesia tidaklah susah. Kita tak perlu berperang, kita tak perlu kerja "rodi" atupun "romusha". Tak perlu pula bergabung dengan "Heiho" atupun "Keibodan".

Kita hanya perlu BELAJAR dan latihan menata negeri ini. Jangan kita rusak negeri ini dengan "TAWURAN", "NARKOBA", dan "SEKS BEBAS". Kasihan para pahlawan kita yang telah berbaring dengan tenang di alam sana. Mereka harus menderita dua kali lipat karena ulah kita.

Oleh karena itu, mari kita warnai Hari Sumpah Pemuda ini dengan berbagai kegiatan positif. Kita sebarkan benih perdamaian di negeri ini agar Dunia Internasional tahu siapa INDONESIA.

Ingatlah para pemuda!. !.
20 tahun lagi kita yang akan menentukan nasib Indonesia. Kita juga yang akan meneruskan estafet kepemimpinan dari pendahulu kita.

Kepalkan tanganmu wahai para pemuda dan katakan dengan bangga dan lantang " AKU PEMUDA INDONESIA".......
Read more!

Pelatihan

Pelatihan adalah proses melatih kegiatan, ketrampilan atau keahlian guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan khususnya para pemuda. Setiap pemuda harus diberi berbagai macam pelatihan. Mulai dari pelatihan hingga pelatihan keahlian.

Di Indonesia terdapat banyak tempat pelatihan para pemuda guna meningkatkan kualitas hidup mereka. Contohnya adalah BLK dan Karang Taruna.

Dengan mengikuti pelatihan, para pemuda lebih cepat menyerap kebutuhan kerja. Disamping itu para pemuda juga lebih siap menghadapi tantangan kerja yang sangat berat.

Manfaat lain dari pelatihan adalah mengurangi angka pengangguran. Saat ini angka pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey, persentase pengangguran di Indonesia pada tahun 2010 adalah 8% dari total penduduk Indonesia.

Karena itu berbagai macam pelatihan sangat diperlukan para pemuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan meningkatnya kualitas pemuda, meningkat pula kualitas bangsa.
Read more!

Kursus

Kursus adalah kegiatan belajar di luar jam sekolah. Tujuannya guna mendapat ilmu yang lebih banyak dari apa yang telah kita dapatkan di sekolah.

Tentunya kita harus mengeluarkan uang untuk membayar pengajar kursus kita. Saya rasa itu sebanding dengan ilmu yang kita dapat.

Sangat banyak tempat kursus yang menawarkan program belajar menarik. Salah satu contohnya adalah PRIMAGAMA.

Setiap tempat kursus tentu akan memberi yang terbaik bagi anak didiknya. Oleh karena itu jangan salah pilih tempat kursus. Kita perlu melihat program belajarnya terlebih dahulu.

Ini dia ciri-ciri tempat kursus yang bagus:

1. Tentor (Tenaga Pengajar) berpengalaman.


2. Konsep Pengajaran Perbaikan, Pengayaan, dan Konsultasi.


3. Sarana Belajar Lengkap.


4. Evaluasi Belajar Rutin.


5. Selalu Memakain LJK dalam setiap pengerjaan soal.


6. Mempunyai prediksi dan akurasi soal yang tepat.
Read more!

Karya Pemuda dlm TI

Para pemuda Indonesia diminta untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam bentuk penghargaan.

Akhmad Zainuri, 23 tahun, pemuda asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang ditekan.

Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk menurunkan kadar air dalam madu.

Zainuri merupakan salah satu dari 10 pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

"Mereka harus kosisten menjalan karyanya selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault di Jakarta.

Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk memilih yang terbaik.

Berikut 10 pemuda berprestasi yang mendapatkan penghargaan:

1. Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat mendeteksi kolesterol tinggi.

2. Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.

3. Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.

4. Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.

5. Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan peningkatan performa mesin.

6. Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.

7. Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) menciptakan Mendong berupa box, frame foto dan kap lampu.

8. Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.

9. Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.

10. Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain yang memperkerjakan orang-orang cacat.
Read more!

TeMpaT nGoMeL

Followers

ekspresi-KU

ekspresi-KU
 

Copyright © 2009 by pemuda dan teknologi

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger